Rabu, 12 Oktober 2016

kesulitan belajar

Kesulitan Belajar


 


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, kita dihadapkan dengan sejumlah karakteristik siswa yang beraneka ragam. Ada siswa yang dapat menempuh kegiatan belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun di sisi lain tidak sedikit pula siswa yang justru dalam belajarnya mengalami berbagai kesulitan. Kesulitan belajar siswa ditunjukkan oleh adanya hambatan-hambatan tetrtentu untuk mencapai hasil belajar, dan dapat bersifat psikologis, sosiologis, maupun  fisiologis, sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan prestasi belajar yang dicapainya berada di bawah semestinya.
Berikut ini kelompok kami akan membahas tentang kesulitan belajar beserta beberapa faktor yang menyebabkannya.
B.     Rumusan Masalah
1.         Apa yang dimaksud dengan kesulitan belajar ?
2.         Apa saja faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar ?
3.         Apa saja gejala-gejala kesulitan belajar?
4.         Apa saja macam-macam kesulitan belajar?
5.         Bagaimana cara untuk mengatasi kesulitan belajar?
C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kesulitan belajar
2.      Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kesulitan belajar
3.      Untuk mengetahui gejala-gejala kesulitan belajar
4.      Untuk mengetahui macam-macam kesulitan belajar
5.      Untuk mengetahui cara yangdigunakan dalam mengatasi kesulitan belajar





BAB II
PEMBAHASAN
A.    Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar (learning difficulty) merupakan suatu konsep multidisipliner yang digunakan pada ilmu pendidikan, psikologi, maupun ilmu kedokteran. Kesulitan belajar didasarkan atas suatu kondisi dari belajar yang terganggu untuk mencapai hasil belajar. Hal tersebut disebabkan oleh faktor fisik, social, maupun psikologi.[1]
Kesulitan belajar bisa diartikan juga sebagai kondisi dimana anak didik tidak dapat belajar secara wajar, disebabkan adanya ancaman, hambatan ataupun gangguan dalam belajar, serta kondisi dimana kompetensi atau prestasi yang dicapai tidak sesuai dengan kriteria standar yang telah ditetapkan.
Setiap peserta didik di sekolah memilki karakteristik individu yang berbeda, baik dari segi fisik, mental, intelektual ataupun social-emosional. Sehingga setiap anak didik memiliki persoalan belajarnya masing-masing secara individu sesuai potensi dan karakteristik masing-masing.[2]

B.     Faktor – Faktor Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar ini dapat diketahui dari menurunnya kinerja akademik atau prestasi belajarnya, dan juga munculnya kelainan perilaku(misbehavior) siswa baik yang berkapasitas tinggi maupun rendah, karena faktor intern dan ekstern siswa, contoh seperti kesukaan berteriak-teriak di dalam kelas, mengusik teman, berkelahi, sering tidak masuksekolah,sering minggat dari sekolah dan sebagainya.
Secara garis besar, faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar[3] terdiri atas dua macam, yaitu :
1)      Faktor intern siswa
1.      Yang bersifat kognitif yaitu :
a.       Intelegensi
Intelegensia merupakan kemampuan yang dibawa sejak lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara tertentu. Intelegensia adalah faktor total yang berbagai macam daya jiwa erat bersangkutan di dalamnya seperti : ingatan, fantasi, perasaan, perhatian, minat, dan sebagainya.[4]

b.      Bakat
Bakat adalah potensi/kecakapan dasar yang di bawa sejak lahir. Setiap individu mempunyai bakat yang berbeda-beda. Dan seseorang akan mudah mempelajari sesuai dengan bakatnya, apabila seorang anak harus mempelajari bahan yang lain dari bakatnya ia akan cepat bosan, mudah putus asa, tidak senang. Hal-hal tersebut akan tampak pada anak yang suka mengganggu di kelas, berbuat gaduh, tidak mau pelajaran sehingga nilainya rendah.
Seorang petugas diagnosis harus meneliti bakat-bakat anak agar dapat menempatkan mereka yang lebih sesuai, mungkin juga kesulitan belajarnya disebabkan tidak adanya bakat yang sesui dengan pelajaran tersebut.[5]
c.       Minat
Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. tidak adanya minat seseorang anak terhadap sesuatu pelajaran akan menimbulkan kesulitan belajar. Belajar yang tidak ada minatnya mungkin tidak sesuai dengan bakatnya, kebutuhanya, kecakapannya. Ada tidaknya minat terhadap suatu pelajaran dapat dilihat dari cara anak mengikuti pelajaran, lengkap tidaknya catatan, memperhatikan atau tidak dalam pelajaran.
d.      Motivasi
Motivasi berasal dari kata latin moveers yang berarti menggerakkan[6]. Motivasi merupakan suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang kedalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu.
2.      Yang bersifat afektif yaitu seperti labilnya emosi dan sikap.
3.      Yang bersifat psikomotor seperti terganggunya alat-alat indra atau karena cacat. Cacat tubuh dibedakan atas :
a)   Cacat tubuh yang ringan seperti kurang pendengaran, kurang pengelihatan, gangguan psikomotor.
b)   Cacat tubuh yang tetap (serius) seperti buta, tuli, bisu, hilang tangan dan kakinya.

2)      Faktor ekstern siswa
1)      Lingkungan keluarga (hubungan tidak harmonis)
2)      Lingkungan masyarakat (lingkungan yang kumuh, teman nakal)
3)      Lingkungan sekolah (dekat pasar,guru yang kurang profesional, fasilitas kureang memadai, dan lain-lain)
Selain faktor di atas, ada pula faktor khusus yang menimbulkan kesulitan belajar pada anak didik, yaitu sindrom psikologis berupa learning disability (ketidakmampuan belajar).sindrom berarti suatu gejala yang muncul sebagai indikator adanya keabnormalan psikis yang menimbulkan kesulitan belajar anak didik. Sindrom itu misalnya dyslexia, yaitu ketidakmampuan belajar membaca, dysgraphia, yaitu  ketidakmampuan balajar menulis, dyscalculia yaitu ketidakmampuan belajar matematika.
Dijelaskan juga bahwa Faktor-faktor kesulitan dalam belajar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :[7]
1.        Faktor intern (faktor dalam diri manusia) meliputi :
a.    Faktor Fisiologi
b.    Faktor Psikologi
2.        Faktor ekstern (faktor dari luar manusia) meliputi :
a.    Faktor-faktor non sosial
b.    Faktor-faktor social
C.     Gejala – Gejala Kesulitan Belajar
Beberapa perilaku yang merupakan manifestasi gejala kesulitan belajar[8], antara lain :
1.      Menunjukkan hasil belajar yang rendah di bawah rata-rata nilai yang dicapai oleh kelompoknya atau di bawah potensi yang dimilikinya.
2.      Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan.mungkin ada siswa yang sudah berusaha giat belajar, tapi nilai yang diperolehnya selalu rendah.
3.      Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajarnya dan selalu tertinggal dari kawan-kawannya dari waktu yangdisediakan.
4.      Menunjukkan sikap-sikap yang tidak wajar, seperti : acuh tak acuh, menentang, berpura-pura, dusta dan sebagainya.
5.      Menunjukkan perilaku yang berlainan, seperti membolos, datang terlambat, tidak mengerjakan pekerjaan rumah, mengganggu di dalam ataupun di luar kelas, tidak mau mencatat pelajaran, tidak teratur dalam kegiatan belajar, dan sebagainya.
6.      Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar, seperti : pemurung, mudah tersinggung, pemarah, tidak atau kurang gembira dalam menghadapi situasi tertentu. Misalnya dalam menghadapi nilai rendah, tidak menunjukkan perasaan sedih atau menyesal, dan sebagainya.

D.    Macam – Macam Kesulitan Belajar
Ada bermacam-macam permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik dalam belajarnya. Berikut ini macam-macam kesulitan belajar[9] yang dialami oleh peserta didik :
1)      Learning Disorder
Learning disorder merupakan keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan. Contohnya : siswa yang sudah terbiasa dengan olah raga keras seperti karate,tinju dan sesjenisnya, mungkin akan mengalami kesulitan dalam belajar menari yang menuntut gerakan lemah-gemulai.
2)      Learning Disfunction
Leraning disfunction merupakan keadaan dimana proses belajar yang dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik meskipun sebenarnya siswa tersebut tidak menunjukkan adanya subnormalitas mental, gangguan alat indra, atau gangguan psikologis lainnya. Contoh : siswa yang memiliki postur tubuh yang tinggi atletis dan sangat cocok menjadi atlet bola volley, namun karena tidak pernah dilatih bermain bola volley, maka dia tidak dapat menguasai permainan volley dengan baik.
3)      Under Achiever
Under achiever merupakan keadaan dimana siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah. Contoh : siswa yang telah di tes kecerdasannya dan menunjukkan tingkat kecerdasan tergolong sangat unggul (IQ = 130-140), namun prestasi belajarnya biasa-biasa saja atau malah sangat rendah.
4)      Slow Learner (lambat belajar)
Merupakan siswa yang lambat dalam proses belajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama.
5)      Learning Disabilities (ketidakmampuan belajar)
Merupakan keadaan dimana siswa tidak mampu belajar atau menghindari belajar, sehingga hasil belajar di bawah potensi intelektualnya.

E.     Cara Mengatasi Kesulitan Belajar[10]
Dalam mengatasi kesulitan belajar tidak bisa diabaikan dengan kegiatan mencari faktor-faktor yang diduga sebagai penyebabnya. Karena itu, mencari penyebab-penyebab utama dan sumber-sumber penyebab penyerta lainnya mutlak dilakukan secara akurat, efektif, dan efisisen.
Secara garis besar, langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam rangka usaha mengatasi kesulitan belajar anak didik, dapat dilakukan melalui enam tahap, yaitu pengumpulan data, pengolahan data, diagnosis, treatment, dan evaluasi. Berikut penjelasannya :
1.      Pengumpulan Data
Untuk menemukan sumber penyebab kesulitan belajar diperlukan banyak informasi. Untuk memperoleh informasi perlu diadakan pengamatan langsung terhadap obyek yang bermasalah. Teknik interview(wawancara) ataupun teknik dokumentasi dapat dipakai untuk mengumpulkan data. Baik teknik ovbservasi dan interview maupun dokumentasi, ketiganya saling melengkapi dalam rangka keakuratan data. Usaha lain yang dapat dilakukan dalam pengumpulan data bisa melalui kegiatan sebagai berikut :
a.       Kunjungan rumah
b.      Case study
c.       Case history
d.      Daftar pribadi
e.       Meneliti pekerjaan anak
f.       Meneliti tugas kelompok
g.      Melaksanakan tes, baik tes IQ maupun tes prestasi
Dalam pelaksanaannya, semua metode tersebut tidak mesti digunakan secara bersama-sama atau keseluruhan, tetapi tergantung pada masalah yang dihadapi, kompleks atau tidak.
2.      Pengolahan Data
Data yang telah terkumpul tidak akan ada artinya jika tidak diolah secara cermat. Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam rangka pengolahan data adalah sebgai berikut :
a.       Identifikasi kasus
b.      Membandingkan antar kasus
c.       Membandingkan dengan hasil tes
d.      Menarik kesimpulan
3.      Diagnosis
Diagnosis adalah keputusan (penentuan) mengenai hasil dari pengolahan data. Tentu saja keputusan yang diambil itu setelah dilakukan analisis terhadap data yang diolah itu. Diagnosis dapat berupa hal-hal sebagai berikut:
a.       Keputusan mengenai jenis kesulitan belajar yang dihadapi yaitu berat atau ringannya tingkat kesulitan yang dirasakan.
b.      Keputusan mengenai faktor-faktor yang ikut menjadi sumber penyebab kesulitan belajar anak didik.
c.       Keputusan mengenai faktor utama yang menjadi sumber penyebab kesulitan belajar anak didik.
Dalam mendiagnosis hendaknya didampingi atau meminta bantuan tenaga yang ahli dalam bidangnya. Dalam hal ini kaitannya dengan psikis anak didik, sehingga tenaga ahli yang dibutuhkan adalah seorang psikiater dan psikolog.

4.      Prognosis
Dalam prognosis dilakukan kegiatan penyusunan program dan penetapan ramalan mengenai bantuan yang harus diberikan kepada anak untuk membantunya keluar dari kesulitan belajar.
Dalam penyusunan program tersebut dapat diajukan pertanyaan-pertanyaan dengan menggunakan rumus 5W + 1H.
a.       Who    : Siapakah yang memberikan bantuan kepada anak? Siapakah yang harus mendapat bantuan?
b.      What   : Materi apa yang diperlukan? Alat bantu apa yang harus dipersiapkan? Pendekatan dan metode apa yang digunakan dalam memberikan bantuan kepada anak?
c.       When   : kapan pemberian bantuan itu diberikan kepada anak? Bulan yang ke berapa? Minggu yang ke berapa?
d.      Where  : dimana pemberian itu dilaksanakan?
e.       Which  : anak didik yang mana diprioritaskan mendapatkan bantuan lebih dahulu?
f.       How    : bagaimana pemberian bantuan itu dilaksanakan? Dengan cara pendekatan individual ataukah pendekatan kelompok? Bentuk treatment yang bagaimana yang mungkin diberikan kepada anak?
5.      Treatment
Treatment adalah perlakuan. Maksudnya adalah pemberian bantuan kepada anak didik yang mengalami kesulitan belajar sesuai dengan program yang telah disusun pada tahap prognosis. Bentuk treatment yang mungkin dapat diberikan adalah :
a.       Melalui bimbingan belajar individual
b.      Melalui bimbingan belajar kelompok
c.       Melalui remidial teaching untuk mata pelajaran tertentu
d.      Melalui bimbingan orang tua di rumah
e.       Pemberian bimbingan mengenai cara belajar yang baik secara umum
f.       Pemberian bimbingan mengenai cara belajar yang baik sesuai dengan karakteristik setiap mata pelajaran.
6.      Evaluasi
Evaluasi disini dimaksudkan untuk mengetahui apakah treatment yang telah diberikan berhasil dengan baik. Artinya ada kemajuan, yaitu anak dapat dibantu keluar dari lingkaran masalah kesulitan belajar, atau malah tidak berhasil atau gagal. Evaluasi ini bisa dilakukan dengan cara memberi soal kepada peserta didik dan sejauh mana keberhasilan peserta didik dalam menjawab soal-soal tersebut dengan benar.



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
a.       Pengertian Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar bisa diartikan sebagai kondisi dimana anak didik tidak dapat belajar secara wajar, disebabkan adanya ancaman, hambatan ataupun gangguan dalam belajar.
b.      Faktor-Faktor Kesulitan Belajar
1.      Faktor Intern Siswa
1)      Yang bersifat kognitif
2)      Yang bersifat afektif
3)      Yang bersifat psikomotor
2.      Faktor Ekstern Siswa
1)      Lingkungan keluarga
2)      Lingkungan masyarakat
3)      Lingkungan sekolah
c.       Gejala-Gejala Kesulitan Belajar
1)      Menunjukkan hasil belajar yang rendah di bawah rata-rata nilai
2)      Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan
3)      Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajarnya
4)      Menunjukkan sikap-sikap yang tidak wajar
5)      Menunjukkan perilaku yang berlainan
6)      Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar
d.      Macam-Macam Kesulitan Belajar
1)      Learning Disorder
2)      Learning Disfunction
3)      Under Achiever
4)      Slow Learner
5)      Learning Disabilities

6)      Cara Mengatasi Kesulitan Belajar

1)      Pengumpulan Data
2)      Pengolahan Data
3)      Diagnosis
4)      Prognosis
5)      Treatment
6)      Evaluasi
  

DAFTAR PUSTAKA
Baharuddin. 2010. Pendidikan dan Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Bahri Djamarah, Syaiful. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Mudzakir, Ahmad. 1997.Psikologi Pendidikan. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Nur Wahyuni, Era. 2009. Motivasi dalam Pembelajaran.Malang: UIN Malang Press.
Purwanto, Ngalim.2007. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Rohmah, Noer.2012. Psikologi Pendidikan.Yogyakarta: Teras.
Suryabrata,Sumardi. 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT RAJA GRAFINDO    PERSADA.
Yudhawati, Ratna & Dany Haryanto.2011. Teori-Teori Dasar Psikologi Pendidikan. Jakarta: Prestasi Pustaka Karya. 





[1] Baharuddin. Pendidikan dan Psikologi Perkembangan. (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.2010).
[2] http://belajarpsikologi.com/pengertian-kesulitan-belajar/ (16/12/2014 05:34)
[3] Noer Rohmah. Psikologi Pendidikan.(Yogyakarta: Teras.2012)hlm.293
[4] M. Ngalim Purwanto. Psikologi Pendidikan. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2007).52
[5] Drs. Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA, 2012), hlm 159
[6] Era Nur Wahyuni. Motivasi dalam Pembelajaran.(Malang: UIN Malang Press.2009)hlm.12
[7] Drs. Ahmad Mudzakir, psikologi pendidikan,(Bandung: cv. PUSTAKA SETIA, 1997), hlm. 155
[8] Ratna yudhawati &Dany Haryanto. Teori-Teori Dasar Psikologi Pendidikan. (Jakarta: Prestasi Pustaka Karya.2011)hlm.145
[9] Ratna yudhawati &Dany Haryanto. Teori-Teori Dasar Psikologi Pendidikan. (Jakarta: Prestasi Pustaka Karya.2011)hlm.144

[10] Syaiful Bahri Djamarah. Psikologi Pendidikan.(Jakarta: PT. Rineka Cipta.2002)hlm.215

Tidak ada komentar:

Posting Komentar