Kesulitan Belajar
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kegiatan
pembelajaran di sekolah, kita dihadapkan dengan sejumlah karakteristik siswa
yang beraneka ragam. Ada siswa yang dapat menempuh kegiatan belajarnya secara
lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun di sisi lain tidak sedikit
pula siswa yang justru dalam belajarnya mengalami berbagai kesulitan. Kesulitan
belajar siswa ditunjukkan oleh adanya hambatan-hambatan tetrtentu untuk
mencapai hasil belajar, dan dapat bersifat psikologis, sosiologis, maupun fisiologis, sehingga pada akhirnya dapat
menyebabkan prestasi belajar yang dicapainya berada di bawah semestinya.
Berikut ini kelompok kami
akan membahas tentang kesulitan belajar beserta beberapa faktor yang
menyebabkannya.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan kesulitan
belajar ?
2.
Apa saja faktor-faktor penyebab
timbulnya kesulitan belajar ?
3.
Apa saja gejala-gejala kesulitan belajar?
4.
Apa saja macam-macam kesulitan belajar?
5.
Bagaimana cara untuk mengatasi
kesulitan belajar?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang
dimaksud dengan kesulitan belajar
2. Untuk mengetahui
faktor-faktor penyebab kesulitan belajar
3. Untuk mengetahui
gejala-gejala kesulitan belajar
4. Untuk mengetahui
macam-macam kesulitan belajar
5. Untuk mengetahui cara
yangdigunakan dalam mengatasi kesulitan belajar
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar (learning difficulty) merupakan suatu
konsep multidisipliner yang digunakan pada ilmu pendidikan, psikologi, maupun
ilmu kedokteran. Kesulitan belajar didasarkan atas suatu kondisi dari belajar
yang terganggu untuk mencapai hasil belajar. Hal tersebut disebabkan oleh
faktor fisik, social, maupun psikologi.[1]
Kesulitan belajar bisa
diartikan juga sebagai kondisi dimana anak didik tidak dapat belajar secara
wajar, disebabkan adanya ancaman, hambatan ataupun gangguan dalam belajar,
serta kondisi dimana kompetensi atau prestasi yang dicapai tidak sesuai dengan
kriteria standar yang telah ditetapkan.
Setiap peserta didik di
sekolah memilki karakteristik individu yang berbeda, baik dari segi fisik,
mental, intelektual ataupun social-emosional. Sehingga setiap anak didik
memiliki persoalan belajarnya masing-masing secara individu sesuai potensi dan
karakteristik masing-masing.[2]
B. Faktor – Faktor Kesulitan
Belajar
Kesulitan belajar ini
dapat diketahui dari menurunnya kinerja akademik atau prestasi belajarnya, dan
juga munculnya kelainan perilaku(misbehavior) siswa baik yang
berkapasitas tinggi maupun rendah, karena faktor intern dan ekstern siswa,
contoh seperti kesukaan berteriak-teriak di dalam kelas, mengusik teman,
berkelahi, sering tidak masuksekolah,sering minggat dari sekolah dan
sebagainya.
Secara garis besar, faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar[3]
terdiri atas dua macam, yaitu :
1) Faktor intern siswa
1. Yang bersifat kognitif
yaitu :
a.
Intelegensi
Intelegensia
merupakan kemampuan yang dibawa sejak lahir, yang memungkinkan seseorang
berbuat sesuatu dengan cara tertentu. Intelegensia adalah faktor total yang
berbagai macam daya jiwa erat bersangkutan di dalamnya seperti : ingatan,
fantasi, perasaan, perhatian, minat, dan sebagainya.[4]
b.
Bakat
Bakat adalah
potensi/kecakapan dasar yang di bawa sejak lahir. Setiap individu mempunyai
bakat yang berbeda-beda. Dan seseorang akan mudah mempelajari sesuai dengan
bakatnya, apabila seorang anak harus mempelajari bahan yang lain dari bakatnya
ia akan cepat bosan, mudah putus asa, tidak senang. Hal-hal tersebut akan
tampak pada anak yang suka mengganggu di kelas, berbuat gaduh, tidak mau
pelajaran sehingga nilainya rendah.
Seorang petugas
diagnosis harus meneliti bakat-bakat anak agar dapat menempatkan mereka yang
lebih sesuai, mungkin juga kesulitan belajarnya disebabkan tidak adanya bakat
yang sesui dengan pelajaran tersebut.[5]
c.
Minat
Minat adalah
kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap
sesuatu. tidak adanya minat seseorang anak terhadap sesuatu pelajaran akan
menimbulkan kesulitan belajar. Belajar yang tidak ada minatnya mungkin tidak
sesuai dengan bakatnya, kebutuhanya, kecakapannya. Ada tidaknya minat terhadap
suatu pelajaran dapat dilihat dari cara anak mengikuti pelajaran, lengkap
tidaknya catatan, memperhatikan atau tidak dalam pelajaran.
d.
Motivasi
Motivasi berasal dari kata latin moveers yang berarti menggerakkan[6].
Motivasi merupakan suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang
kedalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Yang bersifat afektif
yaitu seperti labilnya emosi dan sikap.
3. Yang bersifat psikomotor
seperti terganggunya alat-alat indra atau karena cacat. Cacat
tubuh dibedakan atas :
a)
Cacat
tubuh yang ringan seperti kurang pendengaran, kurang pengelihatan, gangguan
psikomotor.
b)
Cacat
tubuh yang tetap (serius) seperti buta, tuli, bisu, hilang tangan dan kakinya.
2) Faktor ekstern siswa
1) Lingkungan keluarga
(hubungan tidak harmonis)
2) Lingkungan masyarakat
(lingkungan yang kumuh, teman nakal)
3) Lingkungan sekolah (dekat
pasar,guru yang kurang profesional, fasilitas kureang memadai, dan lain-lain)
Selain faktor di atas,
ada pula faktor khusus yang menimbulkan kesulitan belajar pada anak didik,
yaitu sindrom psikologis berupa learning disability (ketidakmampuan
belajar).sindrom berarti suatu gejala yang muncul sebagai indikator adanya keabnormalan
psikis yang menimbulkan kesulitan belajar anak didik. Sindrom itu misalnya dyslexia,
yaitu ketidakmampuan belajar membaca, dysgraphia, yaitu ketidakmampuan balajar menulis, dyscalculia
yaitu ketidakmampuan belajar matematika.
Dijelaskan juga bahwa Faktor-faktor kesulitan dalam belajar dapat digolongkan menjadi
dua, yaitu :[7]
1.
Faktor
intern (faktor dalam diri manusia) meliputi :
a.
Faktor
Fisiologi
b.
Faktor Psikologi
2.
Faktor
ekstern (faktor dari luar manusia) meliputi :
a.
Faktor-faktor
non sosial
b.
Faktor-faktor
social
C. Gejala – Gejala Kesulitan
Belajar
Beberapa perilaku yang
merupakan manifestasi gejala kesulitan belajar[8],
antara lain :
1. Menunjukkan hasil belajar
yang rendah di bawah rata-rata nilai yang dicapai oleh kelompoknya atau di
bawah potensi yang dimilikinya.
2. Hasil yang dicapai tidak
seimbang dengan usaha yang telah dilakukan.mungkin ada siswa yang sudah
berusaha giat belajar, tapi nilai yang diperolehnya selalu rendah.
3. Lambat dalam melakukan
tugas-tugas kegiatan belajarnya dan selalu tertinggal dari kawan-kawannya dari
waktu yangdisediakan.
4. Menunjukkan sikap-sikap
yang tidak wajar, seperti : acuh tak acuh, menentang, berpura-pura, dusta dan
sebagainya.
5. Menunjukkan perilaku yang
berlainan, seperti membolos, datang terlambat, tidak mengerjakan pekerjaan rumah,
mengganggu di dalam ataupun di luar kelas, tidak mau mencatat pelajaran, tidak
teratur dalam kegiatan belajar, dan sebagainya.
6. Menunjukkan gejala
emosional yang kurang wajar, seperti : pemurung, mudah tersinggung, pemarah,
tidak atau kurang gembira dalam menghadapi situasi tertentu. Misalnya dalam
menghadapi nilai rendah, tidak menunjukkan perasaan sedih atau menyesal, dan
sebagainya.
D. Macam – Macam Kesulitan
Belajar
Ada bermacam-macam
permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik dalam belajarnya. Berikut ini
macam-macam kesulitan belajar[9]
yang dialami oleh peserta didik :
1) Learning Disorder
Learning disorder merupakan
keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respons yang
bertentangan. Contohnya : siswa yang sudah terbiasa dengan olah raga keras
seperti karate,tinju dan sesjenisnya, mungkin akan mengalami kesulitan dalam
belajar menari yang menuntut gerakan lemah-gemulai.
2) Learning Disfunction
Leraning disfunction merupakan
keadaan dimana proses belajar yang dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik
meskipun sebenarnya siswa tersebut tidak menunjukkan adanya subnormalitas
mental, gangguan alat indra, atau gangguan psikologis lainnya. Contoh : siswa
yang memiliki postur tubuh yang tinggi atletis dan sangat cocok menjadi atlet
bola volley, namun karena tidak pernah dilatih bermain bola volley, maka dia
tidak dapat menguasai permainan volley dengan baik.
3) Under Achiever
Under achiever merupakan keadaan dimana
siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat potensi intelektual yang tergolong di
atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah. Contoh : siswa yang
telah di tes kecerdasannya dan menunjukkan tingkat kecerdasan tergolong sangat
unggul (IQ = 130-140), namun prestasi belajarnya biasa-biasa saja atau malah
sangat rendah.
4) Slow Learner (lambat belajar)
Merupakan siswa yang lambat dalam proses belajar, sehingga ia membutuhkan
waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa lain yang memiliki taraf
potensi intelektual yang sama.
5) Learning Disabilities (ketidakmampuan belajar)
Merupakan keadaan dimana siswa tidak mampu belajar atau menghindari
belajar, sehingga hasil belajar di bawah potensi intelektualnya.
E. Cara Mengatasi Kesulitan
Belajar[10]
Dalam mengatasi kesulitan
belajar tidak bisa diabaikan dengan kegiatan mencari faktor-faktor yang diduga
sebagai penyebabnya. Karena itu, mencari penyebab-penyebab utama dan
sumber-sumber penyebab penyerta lainnya mutlak dilakukan secara akurat,
efektif, dan efisisen.
Secara garis besar, langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam rangka usaha
mengatasi kesulitan belajar anak didik, dapat dilakukan melalui enam tahap,
yaitu pengumpulan data, pengolahan data, diagnosis, treatment, dan evaluasi.
Berikut penjelasannya :
1. Pengumpulan Data
Untuk menemukan sumber penyebab kesulitan belajar diperlukan banyak
informasi. Untuk memperoleh informasi perlu diadakan pengamatan langsung
terhadap obyek yang bermasalah. Teknik interview(wawancara) ataupun teknik
dokumentasi dapat dipakai untuk mengumpulkan data. Baik teknik ovbservasi dan
interview maupun dokumentasi, ketiganya saling melengkapi dalam rangka
keakuratan data. Usaha lain yang dapat dilakukan dalam pengumpulan data bisa
melalui kegiatan sebagai berikut :
a. Kunjungan rumah
b. Case study
c. Case history
d. Daftar pribadi
e. Meneliti pekerjaan anak
f. Meneliti tugas kelompok
g. Melaksanakan tes, baik
tes IQ maupun tes prestasi
Dalam pelaksanaannya,
semua metode tersebut tidak mesti digunakan secara bersama-sama atau
keseluruhan, tetapi tergantung pada masalah yang dihadapi, kompleks atau tidak.
2. Pengolahan Data
Data yang telah terkumpul tidak akan ada artinya jika tidak diolah secara
cermat. Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam rangka pengolahan data
adalah sebgai berikut :
a. Identifikasi kasus
b. Membandingkan antar kasus
c. Membandingkan dengan
hasil tes
d. Menarik kesimpulan
3. Diagnosis
Diagnosis adalah keputusan (penentuan) mengenai hasil dari pengolahan data.
Tentu saja keputusan yang diambil itu setelah dilakukan analisis terhadap data
yang diolah itu. Diagnosis dapat berupa hal-hal sebagai berikut:
a. Keputusan mengenai jenis
kesulitan belajar yang dihadapi yaitu berat atau ringannya tingkat kesulitan
yang dirasakan.
b. Keputusan mengenai
faktor-faktor yang ikut menjadi sumber penyebab kesulitan belajar anak didik.
c. Keputusan mengenai faktor
utama yang menjadi sumber penyebab kesulitan belajar anak didik.
Dalam mendiagnosis
hendaknya didampingi atau meminta bantuan tenaga yang ahli dalam bidangnya.
Dalam hal ini kaitannya dengan psikis anak didik, sehingga tenaga ahli yang
dibutuhkan adalah seorang psikiater dan psikolog.
4. Prognosis
Dalam prognosis dilakukan kegiatan penyusunan program dan penetapan ramalan
mengenai bantuan yang harus diberikan kepada anak untuk membantunya keluar dari
kesulitan belajar.
Dalam penyusunan program tersebut dapat diajukan pertanyaan-pertanyaan
dengan menggunakan rumus 5W + 1H.
a. Who : Siapakah yang memberikan bantuan kepada
anak? Siapakah yang harus mendapat bantuan?
b. What : Materi apa yang diperlukan? Alat bantu apa
yang harus dipersiapkan? Pendekatan dan metode apa yang digunakan dalam
memberikan bantuan kepada anak?
c. When : kapan pemberian bantuan itu diberikan
kepada anak? Bulan yang ke berapa? Minggu yang ke berapa?
d. Where : dimana pemberian itu dilaksanakan?
e. Which : anak didik yang mana diprioritaskan
mendapatkan bantuan lebih dahulu?
f. How : bagaimana pemberian bantuan itu
dilaksanakan? Dengan cara pendekatan individual ataukah pendekatan kelompok? Bentuk
treatment yang bagaimana yang mungkin diberikan kepada anak?
5. Treatment
Treatment adalah perlakuan. Maksudnya adalah pemberian bantuan kepada anak
didik yang mengalami kesulitan belajar sesuai dengan program yang telah disusun
pada tahap prognosis. Bentuk treatment yang mungkin dapat diberikan adalah :
a. Melalui bimbingan belajar
individual
b. Melalui bimbingan belajar
kelompok
c. Melalui remidial teaching
untuk mata pelajaran tertentu
d. Melalui bimbingan orang
tua di rumah
e. Pemberian bimbingan
mengenai cara belajar yang baik secara umum
f. Pemberian bimbingan
mengenai cara belajar yang baik sesuai dengan karakteristik setiap mata
pelajaran.
6. Evaluasi
Evaluasi disini dimaksudkan untuk mengetahui apakah treatment yang telah
diberikan berhasil dengan baik. Artinya ada kemajuan, yaitu anak dapat dibantu
keluar dari lingkaran masalah kesulitan belajar, atau malah tidak berhasil atau
gagal. Evaluasi ini bisa dilakukan dengan cara memberi soal kepada peserta
didik dan sejauh mana keberhasilan peserta didik dalam menjawab soal-soal
tersebut dengan benar.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
a. Pengertian Kesulitan
Belajar
Kesulitan belajar bisa
diartikan sebagai kondisi dimana anak didik tidak dapat belajar secara wajar,
disebabkan adanya ancaman, hambatan ataupun gangguan dalam belajar.
b. Faktor-Faktor Kesulitan
Belajar
1. Faktor Intern Siswa
1) Yang bersifat kognitif
2) Yang bersifat afektif
3) Yang bersifat psikomotor
2. Faktor Ekstern Siswa
1) Lingkungan keluarga
2) Lingkungan masyarakat
3) Lingkungan sekolah
c. Gejala-Gejala Kesulitan
Belajar
1) Menunjukkan hasil belajar
yang rendah di bawah rata-rata nilai
2) Hasil yang dicapai tidak
seimbang dengan usaha yang dilakukan
3) Lambat dalam melakukan
tugas-tugas kegiatan belajarnya
4) Menunjukkan sikap-sikap
yang tidak wajar
5) Menunjukkan perilaku yang
berlainan
6) Menunjukkan gejala
emosional yang kurang wajar
d. Macam-Macam Kesulitan
Belajar
1) Learning Disorder
2) Learning Disfunction
3) Under Achiever
4) Slow Learner
5) Learning Disabilities
6) Cara Mengatasi Kesulitan
Belajar
1) Pengumpulan Data
2) Pengolahan Data
3) Diagnosis
4) Prognosis
5) Treatment
6) Evaluasi
DAFTAR PUSTAKA
Baharuddin. 2010. Pendidikan dan Psikologi
Perkembangan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Bahri Djamarah, Syaiful. 2002. Psikologi
Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Mudzakir, Ahmad. 1997.Psikologi Pendidikan.
Bandung: CV. Pustaka Setia.
Nur Wahyuni, Era. 2009. Motivasi dalam
Pembelajaran.Malang: UIN Malang Press.
Purwanto, Ngalim.2007. Psikologi Pendidikan.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Rohmah, Noer.2012. Psikologi Pendidikan.Yogyakarta:
Teras.
Suryabrata,Sumardi. 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT RAJA GRAFINDO PERSADA.
Yudhawati, Ratna & Dany Haryanto.2011. Teori-Teori
Dasar Psikologi Pendidikan. Jakarta: Prestasi Pustaka Karya.
[1]
Baharuddin. Pendidikan dan
Psikologi Perkembangan. (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.2010).
[3] Noer Rohmah. Psikologi Pendidikan.(Yogyakarta:
Teras.2012)hlm.293
[4] M. Ngalim Purwanto.
Psikologi Pendidikan. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2007).52
[5] Drs. Sumardi
Suryabrata, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA,
2012), hlm 159
[6] Era Nur Wahyuni. Motivasi dalam Pembelajaran.(Malang:
UIN Malang Press.2009)hlm.12
[7] Drs. Ahmad Mudzakir,
psikologi pendidikan,(Bandung: cv. PUSTAKA SETIA, 1997), hlm. 155
[8] Ratna yudhawati &Dany Haryanto.
Teori-Teori Dasar Psikologi Pendidikan. (Jakarta: Prestasi Pustaka
Karya.2011)hlm.145
[9] Ratna yudhawati &Dany Haryanto. Teori-Teori
Dasar Psikologi Pendidikan. (Jakarta: Prestasi Pustaka Karya.2011)hlm.144
[10] Syaiful Bahri Djamarah. Psikologi Pendidikan.(Jakarta:
PT. Rineka Cipta.2002)hlm.215
Tidak ada komentar:
Posting Komentar